Student exchange program
Manfaat dan Syarat Mengikuti Program Pertukaran Pelajar, Tertarik?
Artikel ini membahas manfaat mengikuti program pertukaran pelajar ke luar negeri
---
Program pertukaran pelajar atau student exchange program merupakan sebuah program yang memberikan kesempatan bagi pelajar untuk mencicipi sistem pendidikan di luar negeri dalam jangka waktu tertentu. Menjadi salah satu peserta program pertukaran pelajar sudah menjadi impian bagi sebagian besar kaum pelajar, khususnya mahasiswa.
Selain bisa jadi pengalaman yang seru, mengikuti program pertukaran pelajar juga memiliki segudang manfaat yang tentunya dapat membantu kamu dalam membentuk dan mengembangkan kemampuan diri. Dirangkum dari berbagai sumber, ini dia manfaat dari mengikuti program pertukaran pelajar!
Memiliki Keluarga Baru
Mengikuti program pertukaran pelajar memberi kamu kesempatan untuk membangun relasi dengan kawan-kawan dari berbagai negara. Ini merupakan hal yang tidak bisa kamu lewatkan. Coba, kapan lagi kamu bisa mendapatkan jejaring internasional? Ikatan seperti ini belum tentu lho kamu temukan di Indonesia.
Memiliki relasi dari berbagai negara bisa memberi banyak keuntungan bagi kamu kelak. Siapa tahu, kamu membutuhkan mereka untuk urusan kerja, bertukar informasi, atau semacamnya. Minimal, ketika kamu traveling, kamu jadi punya teman untuk disinggahi, hehe.
Memperluas relasi dan memiliki keluarga baru (blog.iec-dvc.edu)
Biasanya, mahasiswa yang mengikuti program pertukaran pelajar akan menetap bersama host family. Nah, host family inilah yang akan menjadi keluarga sementara kamu selama menempuh pendidikan di negara tersebut. Bahkan ketika masa program pertukaran pelajar kamu selesai, kamu masih bisa lho menjaga hubungan baik dengan mereka.
Membuka Wawasan Tentang Budaya Lain
Hal pertama yang harus kamu lakukan ketika tinggal di negeri asing adalah memahami budaya yang berlaku di negeri tersebut. Apalagi ketika mengikuti program pertukaran pelajar, sudah menjadi keharusan bagi kamu untuk menghargai serta menerapkan aturan serta budaya yang berlaku.
Menambah pengetahuan tentang budaya asing (ipb.ac.id)
Mempelajari budaya yang ada di negeri tempat kamu menetap juga dapat memberimu beberapa manfaat. Pertama, kamu bisa memperluas pengetahuan dan wawasan kamu tentang budaya yang ada di negara lain. Kedua, memahami budaya yang ada dapat mempermudah kamu dalam proses adaptasi. Ketiga, meningkatkan rasa toleransi kamu terhadap budaya ragam budaya yang ada di dunia. Dan keempat, kebiasaan baik dari budaya yang kamu pelajari bisa menjadi oleh-oleh dan dibagikan ke teman-teman ketika kamu kembali ke Indonesia kelak.
Seperti cerita yang dibagikan oleh Nayla Arzani di kumparan.com, ketika Ia mengikuti pertukaran pelajar ke Turki, Nayla bersama teman-teman lainnya sudah sangat terbiasa dan beradaptasi dengan budaya Turki. Akibatnya, Nayla dan teman-temannya jadi membawa kebiasaan baik yang dipelajari dari negeri tersebut.
“...kami membawa kebiasaan kayak tepat waktu, bertutur kata santun, dan hidup teratur, yang nantinya semoga semua itu bisa diterapkan ke Indonesia lagi,” cerita Nayla.
Melatih Bahasa Ibu dari Negara yang Dihuni
Memiliki kemampuan bahasa Inggris yang oke bisa dikatakan sudah menjadi hal yang biasa saat ini. Namun, bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu bagi setiap negara. Bahkan, ada beberapa negara yang menolak untuk berbicara menggunakan bahasa Inggris.
Jepang menjadi salah satu contoh negara yang mayoritas rakyatnya enggan jika diajak berbincang dengan menggunakan bahasa Inggris oleh para turis atau orang asing. Mereka lebih nyaman jika diajak dengan menggunakan bahasa ibu mereka. Nah, mau tidak mau, kamu harus menguasai bahasa Jepang jika ingin mengikuti program pertukaran pelajar ke negara tersebut.
Mengasah kemampuan bahasa di luar bahasa Inggris (ef.co.uk)
Mempelajari bahasa ibu dari negara lain tidak hanya menambah kemampuan bahasa asing kamu. Lusia Novita sari, melalui Kampus Life Magazine edisi Oktober 2012, mengungkapkan, “Ketika kita ngobrol dengan orang asing dengan bahasa Inggris, kita bisa jadi temannya. Tapi kalau kita ngobrol dengan bahasa ibunya, kita akan jadi teman baiknya.”
Keluar dari Rutinitas Kuliah di Negara Sendiri
Alif Hanan dalam situs indonesiamengglobal.com, bercerita bahwa mengikuti program pertukaran pelajar selama 2 bulan di Shanghai, Tiongkok telah memberikannya perspektif lain tentang dunia perkuliahan.
Ia mengungkapkan bahwa jika di Indonesia, rutinitas perkuliahan sangat mudah ditebak. Pasti, tidak jauh dari pergi ke kelas, ke lab, atau ke sekretariat organisasi. Selain belajar, kegiatan di semester awal perkuliahan juga biasanya diisi dengan mengikuti panitia di kegiatan kampus.
Keluar dari zona nyaman (finddir.com)
Tapi ketika Alif mengikuti program pertukaran pelajar yang diselenggarakan oleh AIESEC (Association Internationale des Etuadiants Sciences Economiques et Commerciales), Alif menyadari bahwa sesungguhnya masih banyak hal yang dapat Ia lakukan selama 4 tahun yang singkat di perkuliahan, selain belajar dan mengikuti kepanitiaan. Sangat banyak wadah pengembangan diri yang bisa diikuti, “...berkuliah berarti memaksimalkan kesempatan yang datang untuk mendapat pelajaran yang sebesar-besarnya,” ungkap Alif.
Syarat Mengikuti Program Pertukaran Pelajar
Umumnya, seleksi program pertukaran pelajar sangat ketat. Sehingga, jika kamu tertarik untuk mengikuti program ini, ada baiknya kamu memahami dan mempersiapkan persyaratan-persyaratannya minimal satu tahun sebelum jadwal keberangkatan. Beberapa persyaratan umum yang bisa kamu persiapkan yaitu:
Memiliki prestasi akademik/non-akademik
Memiliki prestasi secara akademik maupun non-akademik jadi salah satu syarat utama untuk dapat mengikuti ikut program pertukaran pelajar. Kenapa? Soalnya, pelajar yang berpartisipasi dalam program ini nantinya akan menjadi representasi dari kampus dan negara.
Sebagai persiapan, kamu dapat meminta kepada guru, kepala sekolah, atau wali pembimbing untuk memberikan surat rekomendasi yang nantinya akan digunakan untuk mendaftar program pertukaran pelajar.
Mampu dan fasih dalam berbahasa asing
Menguasai bahasa asing, terutama Bahasa Inggris, juga menjadi salah satu syarat terpenting. Hal ini diperlukan untuk mempermudah mahasiswa dalam berkomunikasi dan memahami pelajaran ketika melaksanakan program pertukaran pelajar nanti.
Umumnya, peserta pertukaran pelajar akan melampirkan sertifikat TOEFL atau IELTS untuk menunjukkan tingkat kemampuan Bahasa Inggris mereka. Minimal score yang dibutuhkan pun beragam, tergantung negara yang dituju nantinya.
Selain Bahasa Inggris, peserta juga diharapkan dapat memahami bahasa negara yang dituju. Apalagi ketika negara tersebut kurang familiar dengan Bahasa Inggris, seperti Jepang dan Jerman.
Mempelajari budaya negara yang dituju
Berada di lingkungan dan situasi baru pastinya membuat kita merasa canggung, tidak nyaman, bahkan stres. Selain harus membiasakan diri dengan budaya, kita juga harus beradaptasi dengan cuaca hingga lingkungan sosialnya.
Oleh sebab itu, penting bagi para peserta pertukaran pelajar untuk melakukan riset secara mendalam tentang negara yang akan dituju.
Kemampuan secara finansial
'Gak semua program pertukaran pelajar bersifat gratis, ada juga lho yang berbayar. Biayanya pun bervariasi, tergantung program dan negara yang dituju. Jadi buat kamu yang tertarik untuk ikut program pertukaran pelajar jalur non-beasiswa, kesiapan secara finansial pastinya sudah menjadi kewajiban.
Source:
Tidak ada komentar: